POST

Adat Istiadat dan Kebudayaan NIAS

Adat Istiadat dan Kebudayaan nias

Adat istiadat atau kebiasaan suku nias yang unik telah menjelma menjadi budaya, atau ikon dari pulau nias.

Dalam mengkaji atau mengklarifikasi budaya atau istiadat nias tidaklah mudah, sebab telah terjadi banyak sekali perubahan karena masuknya budaya dari luar dan faktor masuknya agama di pulau nias.

Tumbuh nya sebuah kebudayaan bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, dan ajaran nenek moyang, yang terbangun secara ilmiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Berikut adat istiadat atau kebudayaan yang ada di pulau nias.

Budaya Keberagaman masyarakat nias

Ono Niha atau Masyarakat nias tidaklah alegi pada kehidupan yang majemuk. Masyarakat nias sudah terbiasa dengan adanya perbedaan.

Hal ini dapat dibuktikan dalam sistem masyarakat nias yang istilahnya sambua banua (penduduk setempat) dan sifatewu (pendatang). Sistem keterbukaan kepada pendatang masih tetap ada untuk seluruh desa di nias.

Apabila sifatewu ingin tinggal atau menetap di suatu desa tertentu, hanya dengan melaksanakan upacara adat maka dia sudah menjadi bagian dari desa tersebut.
Paham tersebut sudah ada sejak masa leluhur nias dulu.

Banyak Missionaris dari berbagai belahan dunia yang datang ke pulau nias sejak ratusan tahun lalu.

Salah satu pengalaman penting ketika Misionaris kristen yang datang ke pulau nias pada masa itu, dimana Ono niha atau masyarakat nias terbuka menerima misionaris tersebut.

Bahkan bersedia menerima meninggalkan kepercayaan lama dan mengikuti ajaran agama yang baru di perkenalkan kepada mereka.

Budaya penataan sistem kemasyarakatan nias

Jauh sebelum Indonesia merdeka dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat nias sudah membentuk kelompok sosial yang terorganisir dalam sebuah desa atau di sebut banua, dan Ori banua atau koalisi dari beberapa desa.

Penataan kehidupan dalam banua menyangkut sistem pemerintahan, sistem mata pencarian, sistem religius, sistem kekerabatan dan kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan damai sejahtera, masyarakat nias menerapakan sistem stratifikasi demokratis dengan mengedepankan prinsip keadilan dan kebenaran dengan simbol Afore ( ukuran babi), Lauru (ukuran padi/beras) dan Fali'era (Timbangan).

Adat atau budaya kepemimpinan nias

Dalam sebuah banua atau desa di nias terdapat seorang pemimpin yang di beri gelar Balugu, Salawa untuk daerah nias Utara, tengah, timur dan barat.
Untuk daerah nias selatan di beri gelar si Ulu. Menurut cerita leluhur nias untuk menjadi seorang Balugu, salawa atau siUlu, harus memiliki status sosial tertinggi di masyarakat nias.

Apa bila dia ingin mendirikan sebuah desa maka dia harus melaksanakan pesta owasa (Upacara terbesar masyarakat nias) dan menunjukan kemampuan dan wibawanya.

Kalau dia telah di akui dan di anggap pantas menjadi pemimpin maka dia akan membayar adat kepada orang banyak.

Adat tersebut berupa Folowi bahili (pembersihan bukit atau pertapakan desa), Fananö Zi Lauma(Penanaman tanda), Famatorö Döi Banua (pemberian nama desa), Folowi lala ba nidanö (Membuat jalan ke sungai), pembayaran adat berupa babi, emas dan perak.

Setelah desa itu terbentuk dengan sendiri nya dia akan menjadi pemimpin di desa tersebut.

Rumah dari pemimpin desa tersebut pun berbeda dengan masyarakat lainnya, rumah nya di sebut omo sebua (rumah besar).

Setelah jadi pemimpin yang sah dia akan memilih beberapa orang dari masyarakat tersebut untuk menjadi perangkatnya atau penasehatnya, kalau di nias selatan di beri gelar si Ila.

Budaya Kesenian Nias

Terdapat banyak sekali kesenian yang ada di pulau nias mulai dari seni bangunan, seni memahat, seni rias, seni lukis, seni tarian, dan banyak lagi.

Oleh karena kita hanya akan membahas yang paling umum atau terkenal.
Berikut infonya:
  • Tari Maena 

Di bandingkan dengan tari moyo, tari baluse atau tari perang, Tarian maena atau famaena lebih populer dikalangan masyarakat nias, hampir di setiap event atau  acara penting tari maena selalu di adakan.

Maena adalah sebuah tarian yang simpel dan sederhana, tetapi memiliki makna kebersamaan, kegembiraan, dan kemeriahan.

Kesulitan dalam tari maena adalah dalam merangkai kata- kata pantun supaya bisa sesuai dengan event dimana maena itu dilakukan.

Pantun maena (fanutunõ maena) biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang dan disebut sebagai sanutunõ maena, sedangkan syair maena (fanehe maena) disuarakan oleh orang banyak yang ikut dalam tarian maena dan disebut sebagai sanehe maena/ono maena.
  • Lompat batu atau fahombo

Lompat batu atau Fahombo adalah kesenian tradisional nias yang sangat terkenal bahkan mendunia, lompat batu juga dianggap sebagai icon dari pulau nias dan menjadi logo nias selatan.

menurut rumor yang beredar lompat batu adalah simbol dari kehebatan dan kedewasaan, jadi bagi siapa yang bisa melompati susunan batu tersebut di anggap siap berperang untuk membela desa dan siap untuk menikah.

Kabar lainnya mengatakan Sejarah lompat adalah salah satu konversi dari ritual adat nias kuno yang menakutkan sebelum masuknya Agama.

Walaupun kesenian lompat batu memiliki sejarah yang kelam, Tapi antraksi lompat batu ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan apabila berlibur kenias.

Demikianlah Ulasan singkat tentang adat istiadat dan kebudayaan suku nias, bila ada yang kurang atau ingin ditambahkan silahkan berikan komentar anda

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Adat Istiadat dan Kebudayaan NIAS"

Post a Comment

Contact Form